mobil cicinya. Setelah menguncinya dan terasa aman, Lisa masuk ke dalam
untuk menemui ci Lily. Sudah menjadi kebiasaan Lisa, masuk lewat
pekarangan samping rumah itu. Dan ketika ia melewati kaca-kaca jendela
samping pekarangan itu, Lisa mendengar erangan cicinya dan juga desahan
seorang lelaki. Tadinya Lisa mengira kalo cicinya itu sedang bersetubuh
dengan ko Michael, suaminya. Tapi, Lisa tidak menemukan mobil kakak
iparnya, dan Lisa tau bahwa jam segini biasanya ko Michael masih kerja.
Hal ini membuat Lisa penasaran dan ingin tau dengan siapa ci Lily
bersetubuh sore hari ini. Dan ketika Lisa melihat dari jendela itu,
suatu pemandangan yang luar biasa dan amat aneh. Dia melihat dua insan
manusia yang berbeda ras, status, dan warna kulit dalam keadaan bugil.
Lisa melihat cicinya sedang bersenggama dengan Otong. Cicinya
mempersilahkan Otong untuk menggenjot vaginanya yang masih sempit itu
disodok oleh penis besarnya. Lisa pun melihat nafsu kedua insan yang
sedang asyik bersetubuh. Tadinya Lisa menduga cicinya diperkosa, tetapi
rupanya dugaan itu salah. Buktinya ci Lily begitu hanyut menikmati
persetubuhan itu. Lisa bisa melihat kalo cicinya itu sungguh meminta
Otong untuk memberikan kenikmatan padanya. Lisa juga mendengar erangan
dan desahan penuh nafsu cicinya itu. Sambil mengenjotkan penisnya yang
besar ke dalam liang vagina Lily, Otong juga meremas sepasang payudara
Lily, terkadang dikenyot begitu keras di dalam mulutnya. Tentu saja hal
itu membuat Lily menggelinjang penuh nikmat.
“Ooouuuggghhh…..aaakkuuu ke…lluuu…aaarrrr eesshhh eesshhh uuuggghhh
ssshhh”. Kelihatan sekali rangkaian kenikmatan yang tergambar di wajah
Lily. Tapi Otong masih terus menggenjot vagina Lily. Lisa yang sdg
mengintip persetubuhan itu mulai terangsang juga. Dia pun bisa
mengetahui apa yang membuat cicinya begitu nikmat disetubuhi jongosknya?
Tak lain karena batang penisnya yang besar. Lisa bisa melihat penis
Otong yang besar mengenjot vagina Lily dengan penuh nafsu. Lisa terus
memperhatikan persetubuhan itu dan mendengar desahan dan erangan cicinya.
Ketika sedang asyik menonton pertunjukan itu, tiba-tiba Lisa mendengar
ada orang yang menyapanya.
“Non, saya mau mengembalikan kaca mata ini” rupanya yang datang adalah
Mamat, pemuda yang bekerja menjadi tukang anter ayam goreng yang
dikunjungi Lily tadi.
“Kaca mata siapa bang?” tanya Lisa.
“Ini kaca mata enci yang tadi beli ayam goreng. Kaca matanya
ketinggalan” kata Mamat.
Rupanya Mamat juga tanpa sengaja, dari jendela itu, melihat persetubuhan
yang terjadi di dalam ruangan itu.
“Waduh….. Itu enci yang punya kaca mata ini. Lho koq lagi ngewe sih.
Wah, ngewenya….kelihatannya sama pembantunya yah?” Mamat menjelaskan
asal kaca mata itu dan kaget juga menyaksikan persetubuhan di dalam
ruangan itu.
“Iya, itu cici aku namanya ci Lily. Nah yang lelaki itu Otong,
jongosnya. Ssstt jangan ganggu orang lagi senang. Sini kaca matanya,
nanti saya serahkan ke ci Lily. Kamu boleh pulang bang!” demikian
penjelasan dan perintah Lisa kepada Mamat.
“Ah, masa saya cepat-cepat pulang, lihat dulu ah. Tadi juga saya sudah
nganceng ngelihat cici kamu, waktu di warung. Habis cici kamu seksi.
Tadi saya sempat lihat pahanya yang mulus. Sekarang bisa ngeliat
semuanya, bugil lagi. Wah untung yah jongosnya itu, bisa ngewe sama
majikannya yang cantik” Mamat menanggapi ucapan Lisa sambil terus
menyaksikan persetubuhan itu, ia juga mendengar desahan dan erangan Lily
yang sedang digenjot oleh Otong, “ah jadi kepengen nih. Sekali-sekali
sama amoy dong” demikian ucapan Mamat pada Lisa.
Mamat pun memandangi Lisa yang juga cantik dan segar di usianya yang
baru 18 tahun. Lisa saat itu masih mengenakan seragam sekolahnya. Mamat
juga bisa melihat dada Lisa yang montok dan pahanya yang juga kelihatan.
Maklumlah rok SMA Lisa 10 cm di atas lutut, sehingga pahanya bisa
dilihat. Lisa yang juga asyik menyaksikan persetubuhan cicinya dengan
Otong, merasakan ada sesuatu yang merayap di pahanya dan mengelusnya.
Lisa melihat kebelakang dan astaga, Mamat juga memasukkan tangannya dari
bawah rok sekolah Lisa dan mengelus pahanya.
“Eeeiii…kurang ajar banget sih lo! Sana pergi!” hardik Lisa kepada Mamat
sambil menepiskan tangan Mamat yang merayapi pahanya.
Lisa tidak berani membentak dengan ucapan kencang, khawatir cicinya dan
Otong terganggu.
“Aduh…mulus juga paha non.” pria itu malah kembali menjamah pahanya
dengan kurang ajar
Cengkraman tangan Mamat begitu kuat di paha Lisa sampai menyentuh
sebagian pantatnya. Lisa berusaha sekuat tenaga menepis tangan Mamat,
tapi tidak berhasil. Bahkan Mamat meremas susu Lisa begitu kuat. Tubuh
Lisa dipeluk Mamat dari belakang, tangan kanan Mamat meremas payudara
Lisa dan tangan kirinya. Lisa berusaha menolak tangan Mamat dan berontak
dari pelecehan itu, tapi Mamat dengan buas mencengkram Lisa.
“Non lihat sendiri, cici non aja mau ngewe sama jongosnya. Tuh lihat
pantat cicimu, terus muter ngeremes kontol jongosnya. Tuh denger
erangannya. Itu tandanya cicimu lagi nikmat banget. Yuk kita ngewe
juga.” Mamat rupanya terus memaksakan kehendaknya.
Lisa tetap tidak mau karena dia enggan menyerahkan tubuhnya pada pemuda
pribumi yang hitam dan jelek itu, ia menganggap itu bukan levelnya. Tapi
melihat persetubuhan yang sedang berlangsung antara cicinya dan Otong,
terus terang birahinya terusik juga, apalagi ketika Mamat
menggesek-gesekkan penisnya, Lisa bisa merasakan penis Mamat yang sudah
tegang dan besar pada pantatnya. Mamat mulai menciumi Lisa, awalnya
pipinya yang putih mulus yang dicium, lalu Mamat mencari bibirnya.
Awalnya Lisa menolak, lalu akhirnya, karena dipaksa terus, akhirnya
Mamat bisa mencium bibir Lisa. Bibir mereka pun berpagutan mesra. Tangan
Mamat masih meliar meremasi payudara dan paha Lisa. Ketika Mamat membuka
kancing baju sekolah Lisa, ditahannya tangan Mamat
“Jangan ah..”
“Jangan apa non cantik?” goda Mamat
Lisa menjawab: “Jangan…eh..Jangan di sini. Nanti dilihat orang dari
luar. Yuk kita cari tempat di dalam aja”
Lisa kini yang mengajak Mamat dan menarik tangan Mamat untuk masuk ke
dalam rumah itu dari belakang. Bagian belakang rumah itu adalah
pekarangan yang berhubungan langsung dengan kamar induk yang digunakan
menjadi kamar tidur Lily dan suaminya. Rupanya Lisa mengajak masuk Mamat
ke dalam kamar tidur cicinya dari belakang. Kebetulan kamar itu tidak
dikunci. Betapa sejuknya kamar Lily, begitu luas dan indah, tidak
seperti kamar Mamat yang cuma sepetak kecil.
Mamat
Mamat
Sesampainya di dalam kamar itu, Lisa kembali dicium mesra oleh Mamat.
Mereka berpelukan mesra sekali. Tangan Mamat pun meliar meremas pantat
montok Lisa. Diangkatnya rok Lisa dan diremasnya pantat Lisa yang masih
terbungkus cd. Dibalikannya badan Lisa dan dari belakang Mamat terus
meremasi payudara Lisa yang juga masih dibungkus bh dan baju sekolah.
Ditariknya baju sekolah itu keluar dari rok yang dipakainya. Kebetulan
di hadapan Lisa dan Mamat ada kaca besar, sehingga mereka bisa melihat
segala aktivitas mereka. Kini perlahan-lahan Mamat menyentuh kancing
bagian atas kemeja Lisa. Dibukanya 1 kancing…lalu dibukanya kancing yang
kedua. Lalu turun lagi dibukanya kancing yang ketiga. Tersembullah bh
berwarna putih yang membungkus payudara montok dan putih bersih itu.
Lisa awalnya malu dan menutupi sebagian tubuhnya yang terbuka dengan
merapatkan bajunya. Mamat menangkap tangan Lisa dan menariknya ke
belakang dan menempatkan tangan Lisa di selangkangannya.
“Jangan malu say…mau pegang kontol abang? Nih pegang!”
Tangan Lisa memegang batang penis Mamat yang sudah nganceng. Meskipun
masih dibungkus celananya yang lusuh, Lisa merasakan tonjolan besar itu.
Kembali Mamat menyingkap kemeja Lisa dan dilepaskannya perlahan-lahan
kancing kemeja Lisa. Akhirnya terlepaslah semua kancing itu dan
terpampanglah bh putih yang membungkus payudara Lisa dan perutnya yang
ramping. Ketika tangan Mamat meraba perut dan mengusap pusarnya, Lisa
begitu menggelinjang. Terasa geli sekali dan menantang. Perut Lisa yang
putih dan ramping bisa dilihat dari pantulan kaca di hadapan mereka.
Kini disentuhnya kedua payudara Lisa yang montok itu. Tidak puas hanya
meremas kedua bukit susu Lisa dari luar BH, kini Mamat menyusupkan kedua
telapak tangannya dari bawah bh Lisa. Mamat memang sungguh beruntung,
kini tangannya sudah masuk ke dalam bh itu dan meremas payudara Lisa.
Montok sekali payudara itu. Lisa merasakan geli ketika telapak tangan
Mamat bersentuhan dengan puting payudaranya. Sambil meremas bongkahan
susu Lisa, Mamat juga memuntir puting susunya.
“Oogghh…geli Bang” erang Lisa
“Non namanya siapa heh? Abang namanya Rahmat bin Suraji, biasa
panggilnya Mamat aja hehehe” tanya Mamat dekat telinga Lisa sambil
memperkenalkan dirinya
“Lisa…sshshhh” jawab Lisa terengah.
Tidak puas hanya meremas penis Mamat yang masih terbungkus celana, Lisa
mulai berani memasukkan tangannya ke dalam celana pendek Mamat.
“Sini Mat, kontol loe mau gua remas. Gantian dong.”
Mamat menimpali:”Dah nafsu yah non, hehehe.”
Tangan Mamat ke belakang punggung Lisa dan dilepasnya kaitan bh Lisa,
setelah itu bh bagian depannya dinaikkan, sehingga payudara Lisa
terlihat bebas di hadapannya. Ditatapnya payudara dengan putingnya yang
sudah tegang. Kembali diremasnya payudara itu dan Lisa pun sudah
memasukkan tangannya ke dalam kolor Mamat dan diremas penis itu.
“Gila Mat, gede juga yah kontol elu.”
Mamat tersenyum bangga akan ketakjuban Lisa pada penisnya. Supaya bisa
memegang penis Mamat dengan bebas, Lisa membuka kancing celana Mamat
lalu ditarik turun secukupnya. Kini tangan mereka saling meremas apa
yang ingin mereka remas. Lalu Mamat menarik Lisa dan mendorongnya tidur
telentang di atas kasur Lily. Pakaian Lisa sudah awut-awutan tidak
jelas, kancing bajunya sudah lepas semua, payudaranya menyembul dari
bhnya yang sudah lepas kaitannya. Mamat lalu menyerbu payudara Lisa dan
dihisapnya puting itu penuh nafsu. Lisa membiarkan perlakuan Mamat atas
dirinya. Mamat lalu mengelus paha Lisa, dan menyentuk selangkangannya.
Di rabanya paha itu sambil menyedot dan mencupangi payudara Lisa. Di
naikkan ke atas rok seragam abu-abu gadis itu sehingga terpampanglah
sepasang pahanya yang luar biasa indah dan mulus bagi Mamat. Tidak cukup
sampai disitu, Mamat lalu menarik celana dalam Lisa agak ke bawah,
akibatnya bulu jembut dan bibir kemaluan Lisa kelihatan jelas. Begitu
nafsu Mamat memandang vagina Lisa.
“Lis, elu masih perawan?”
Lisa menjawab: “Sudah diperawanin pacar gua”
“Oh, nggak apa-apa. Kalo gitu gua kobel yah memek loe!”
Lisa mendesis ketika vaginanya diterobos oleh jari Mamat. Penuh nafsu
Mamat mengobok vagina Lisa dan kembali menciumi payudara dan puting itu.
Setelah Mamat merasa cukup melakukan itu, ia merangkak diatas badan
Lisa, diturunkannya celana pendek dan kolornya dan menyembullah batang
penisnya. Kini diarahkannya penis itu ke liang vagina Lisa, setelah
dirasa pas ditekannya vagina itu, pelan-pelan batang penis besar itu
masuk ke liang vagina Lisa. Tampak Lisa mulai menggelinjang dan mendesah
penuh nikmat. Mamat terus mengenjot vagina Lisa, erangan Lisa makin
keras. Padahal di luar kamar, ada aktivitas yang sama antara Lily dan
Otong. Apa yang terjadi pada Otong dan Lily? Lily yang terus mendapat
sodokan penuh nafsu dari penis Otong di vaginanya, sudah 2x mencapai
klimaks yang begitu luar biasa. Kini giliran Otong yang sebentar lagi
klimaks:
“Nya, aduh enak banget, sudah mau kelur nih eesshh.”
Lily menanggapinya:”Ayo Tong….aaahhhsss…eeeggghh. Kellluuaaarriiinnn
aaajjjjaahh.”
Didesaknya vagina Lily dengan penisnya yang besar sampai mentok,
ditekannya ke dalam vaginanya, akhirnya:
“ooohhh eessshhh….” Croottt….. Crroootttt…..crrrooottt… Otong mengalami
ejakulasi yang begitu nikmat di dalam vagina nyonya majikannya.
“Enak Tong?”
Otong menjawab, “Luar biasa non, nikmat sekali.”
Tampak butir-butir keringat di tubuh bugil mereka. Penis Otong masih
menancap di vagina Lily. Mareka saling berciuman mesra dan berpelukan
begitu mesra. Tubuh bugil Lily yang putih, bersih, montok menempel lekat
ditindih tubuh Otong yang gelap dan kasar itu.
“Yuk bersihin badan dulu. Sini ikut ke kamarku!” Lily melepas pelukannya
pada Otong dan mereka berdiri.
Sambil bergandengan tangan Lily mengajak Otong ke kamar tidurnya untuk
bersih-bersih badan. Namun apa yang mereka temui di dalam kamar itu?
Astaga, begitu kaget Lily menyaksikan apa yang dilihatnya. Lily melihat
tukang anter ayam itu sedang mengenjot Lisa, adiknya. Melihat kedatangan
cicinya dan Otong, mendadak Lisa dan Mamat menghentikan persetubuhannya itu.
“Sorry ci, habis Lisa dipaksa Mamat dan Lisa juga nafsu gara-gara tadi
ga sengaja mergokin cici sama Otong” begitu penjelasan Lisa sambil
menutupi payudara dan vaginanya.
Mamat juga tertunduk:”Saya juga tadinya cuma mau mengembalikan kaca
matanya ci”.
Lily dan Otong masih bugil. Otong diam saja memandangi sebagian tubuh
Lisa yang terbuka, baju dan rok seragam sekolahnya sudah lecek dan
tersingkap tak beraturan. Sedangkan Mamat terus memandangi tubuh polos
Lily. Tak ada niat Lily untuk menutupi tubuh bugilnya yang polos. Lily
juga membiarkan Mamat memandang tubuhnya yang telanjang bulat.
“Yah sudah kalo gitu, aku mau bersihin ini dulu, supaya bersih” kata
Lily sambil menunjuk ke vaginanya.
Lily masuk ke dalam kamar mandinya dan menutup pintunya. Otong yang
masih telanjang mendekati Lisa dan Mamat lalu menggoda mereka:
“Tambah rame nih, ayo lanjut lagi ngewenya. Tanggung kalo di stop. Non
Lisa, tadi cici kamu sampai keluar 5x lho. Ntar mau abang entot lagi ah.
Yuk ngentotnya bareng!” Otong menarik tangan Mamat dan mendorongnya ke Lisa.
“Ayo ngewe lagi. Sini non Lisa, dibuka dong pakaiannya. Kalo ngentot
enakan bugil.”
Otong mendekati Lisa dan membuka baju seragam Lisa, lalu rok sekolahnya,
kemudian diloloskannya bh itu yang sudah lepas kaitannya, lalu terakhir
dilepasnya cd Lisa. Melihat tubuh Lisa yang sudah telanjang bulat, Otong
langsung meremas payudara dan memainkan putingnya. Dijilat dan disedot
puting susu sebelah kanan, kanan kirinya mengelus vagina Lisa yang juga
berbulu lebat seperti cicinya. Dan dirabanya permukaan vagina Lisa,
sehingga membuatnya mengerang kenikmatan. Bukan cuma itu, sambil
menunggu Lily keluar, Otong menyelipkan jari tengahnya ke dalam vagina
Lisa. Semakin dalam Otong memasukkan jarinya ke liang vagina Lisa,
sehingga membuatnya kembali mendesah dan mengerang nikmat. Tak lama
kemudian Lily keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan bugil dan
kaget melihat Lisa, adiknya, yang sudah bugil polos sedang dikerjain
Otong. Lalu Lily menarik tangan Otong:
“Brengsek luh Tong, adik gua mau elu ewe juga. Ini bukan jatah elu, tapi
jatah…eh siapa nama elu?” Lisa bertanya pada tukang anter itu.
“Mamat, ci” jawabnya.
“Sana kalo mau ngewe lagi. Di sini aja, kita ngewe berempat yuk! Sini
Tong, kita ngentot lagi. Awas yah jangan ngewe sama Lisa” demikian
ancaman Lily pada Otong.
“Beres non, yuk kita ngewe lagi…oh iya sebentar…” jawab Otong lalu
mendekati Mamat.
“Mat, elu mau ngewe koq masih pakai celana, ayo dibuka.” Otong lalu
membuka celana lusuh Mamat dan menurunkan kolornya. Kini bagian bawah
tubuh Mamat sudah polos dan penisnya sudah tegang. Lily terpana juga
melihat penis bersunat Mamat yang besar dan agak bengkok itu. Mamat
masih belum melepas kaosnya yang amat dekil dan compang-camping itu. Di
ranjang yang agak besar itu kedua kakak beradik yang berparas cantik itu
sudah merebahkan tubuhnya, siap untuk disetubuhi oleh pemuda low class
itu. Otong mendekati Lily, Mamat mendekati Lisa. Mereka masing-masing
mengarahkan penisnya ke lubang vagina kedua wanita cantik itu.
Dan…masuklah kini batang penis mereka ke lubangnya masing.
Yang terdengar kini ada erangan nikmat yang keluar dari mulut Lily dan
Lisa. Kedua kakak beradik itu bersahut-sahutan mengerang, menikmati
kocokan penis di vagina masing-masing. Otong pun, sambil mengenjot Lily,
menurunkan tubuhnya memeluk dan menindih erat tubuh mulus Lily dan terus
mengenjotkan batang penisnya dengan penuh nafsu ke liang senggama Lily.
Lily pun menyambut genjotan pada vaginanya dengan memeluk tubuh Otong
dan menjepit pinggang Otong dengan pahanya yang putih mulus. Mereka pun
saling berciuman mesra. Di samping itu, Mamat pun sedang mengenjot
vagina Lisa dengan penuh nafsu. Setiap kocokan maju mundur penisnya di
dalam liang vagina itu, disambut Lisa dengan menggoyangkan pantatnya.
Setelah 15 menit digenjot, nampak Lily dan Lisa gelisah, menandakan akan
sampai pada klimaksnya. Benar saja, akhirnya kedua wanita Chinese itu
sampai pada klimaksnya. Otong dan Mamat mempercepat genjotannya. Lily
dan Lisa memejamkan matanya, menikmati pelampiasan birahi mereka. Otong
mengedipkan matanya pada Mamat, memberi kode rahasia. Sementara i
berciuman mesra. Lily meminta Mamat untuk melepaskan kaos lusuhnya.
Mamat pun melakukan hal itu. Tiba-tiba terdengar suara erangan Lisa,
rupanya Otong sudah memulainya terlebih dahulu. Lisa sudah disetubuhi
oleh Otong. Mamat juga tidak mau kalah, tu Lily dan Lisa tampak lemas
menikmati sisa-sisa gelora birahi mereka. Apa yang terjadi kemudian?
Otong dan Mamat berganti pasangan. Otong mendekati Lisa dan memeluknya
dengan mesra. Mamat pun mendekati Lily dan dipeluknya begitu erat.
Mereka salingdia pun mengarahkan penisnya ke liang vagina Lily dan
mendorongnya masuk. Luar biasa fantastisnya persetubuhan mereka. Otong
dan Mamat terus membenamkan batang penisnya yang besar ke dalam vagina
kedua amoy cantik itu. Terdengar kembali erangan dan desahan nikmat dari
mulut Lily dan Lisa. Tidak ada penolakan dari Lily dan Lisa, mereka
membiarkan vaginanya disetubuhi oleh kedua lelaki dari kalangan bawah
dan jelek itu. Setelah 15 menit mengenjot, kelihatan kalau Otong dan
Mamat sudah hampir ejakulasi. Akhirnya Otong dan Mamat sampai pada
saatnya untuk menyirami vagina kedua wanita cantik itu dengan spermanya.
Sambil membenamkan penisnya semakin dalam akhirnya Otong dan Mamat
sampai pada ejakulasinya. Begitu banyak sperma yang menyembur keluar
dari penis mereka di dalam vagina Lily dan Lisa. Rupanya pada saat yang
sama kedua wanita cantik itu kembali melepaskan kenikmatan yang luar
biasa. Sperma dan cairan cinta mereka bersatu di dalam vagina itu.
Tampak sekali mereka lelah melewati persetubuhan itu. Penis dan vagina
mereka masih melekat erat, seperti tidak mau berpisah. Tiba-tiba, hp
Lisa berbunyi. Rupanya yang menelpon adalah Hans, pacarnya, yang
mengatakan sudah ada di depan rumah ci Lily. Lisa lalu bangkit buru-buru
membenahi dirinya, diikuti oleh Lily yang juga membersihkan dirinya.
Setelah itu Lisa kembali mengenakan pakaian seragamnya, meskipun agak
lecek Lisa tetap memakainya dan merapikannya. Lily pun mengambil sweeter
tebalnya dan celana selutut. Otong buru-buru lari keluar dari kamar Lily
dan membereskan pakaiannya yang tergeletak di ruang keluarga, tempat
awal dia bersetubuh dengan Lily. Dan Mamat kembali mengenakan pakaiannya
yang lusuh dan bau itu. Mereka bertindak seolah tidak terjadi apapun.
Nanti Mamat seolah-olah diberi uang karena mengantar ayam goreng.
Pokoknya skenario sudah diatur oleh Lily. Lily dan Lisa keluar menyambut
Hans.,
“Selamat sore ci”, Hans menjabat tangan ci Lily dan mencium pipi kiri
dan kanannya.
Ciuman mesra juga diberikan oleh Hans kepada Lisa, kekasihnya,
“Hallo say”.
Mereka saling berbincang akrab. Mamat keluar dari pintu samping yang
lansung berhubungan dengan dapur. Dan pamitan mau kembali mengantar ayam
goreng pesanan orang lain. Hans mengajak Lisa untuk pergi mencari baju
di mall Cibubur. Untuk menyatakan sopannya Hans jalan terlebih dahulu
mau membukakan pintu untuk Lisa. Di belakang Hans, tanpa di sadari, Lisa
berjalan bersebelahan dengan Mamat, sedangkan Lily di belakang. Apa yang
terjadi kemudian? Mamat dengan nakalnya meremas pantat Lisa dan anehnya
Lisa membiarkan hal itu, bahkan Lisa juga meremas pantat Mamat. Itu
semua terjadi di dekat pacarnya tapi tidak diketahuinya. Lily yang
melihat hal itu tampak tersenyum. Nekad juga nih anak, katanya di dalam
hati. Ketika Hans mau keluar dari pagar rumah Lily, ia lupa sesuatu. Ia
berbisik pada Lily, mengatakan sesuatu. Lily tersenyum, rupanya Hans mau
numpang pipis. Lily, Lisa dan Hans kembali masuk ke halaman rumah Lily.
Hans diantar oleh Lily masuk ke dalam rumahnya dan menunjukkan kamar
mandi. Lisa menunggu di pekarangan Luar. Tapi tiba-tiba Mamat masuk lagi
dan menarik Lisa ke pekarangan samping. Lily bisa melihat itu dari dalam
rumahnya. Disuruhnya Lisa menunging sedikit lalu di naikkan ke atas
roknya dan diturunkan kebawah cdnya. Mamat mengeluarkan penisnya dan
dengan cepat memasukkannya pada liang vagina Lisa. Digenjotnya vagina
Lisa dengan penisnya yang besar itu dengan cepat. Lily tersenyum melihat
kegilaan adiknya melakukan seks kilat dengan Mamat. Untung Hans agak
lama di kamar mandi. Akhirnya Mamat mengakhiri kegiatannya setelah ia
ejakulasi di bongkahan pantat Lisa. Setelah itu Mamat memberi ciuman di
bibir Lisa dan Lisa menyambutnya dengan penuh gairah. Mamat membetulkan
restleting celananya dan mengacungkan jempol pada Lily lalu pamit. Lisa
buru-buru membersihkan cipratan sperma di pantatnya di kamar mandi ruang
tamu. Setelah itu Hans dan Lisa pamitan pergi. Itulah hari yang
sensasional dan melelahkan bagi Lily sekaligus melampiaskan birahinya.
Pembantu yang beruntung 2
5/
5