“oohh.., jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi ooh..” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku. Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang.. “Oughh enakk sayangku..” “Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa. Jemari lentik Mama masih saja memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari situ. “Kira-kira kapan pulangnya Tante?” “Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya. “Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
Andre terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Andre menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eha kesakitan. Akhirnya malam itupun aku tidak tidur. Semalaman aku berhubungan sex dengan Mama hingga pagi menjelang. Nopember , Mama menatapku sambil membelai rambut aku. Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak menjulang di udara. Aku benar - benar terangsang. “Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon. Mereka berlima menuju ruang tamu termasuk Hanna yang memakai bajunya kembali. Ternyata yang datang adalah kakak Hanna. Bersamaan dibelakangnya jarak lima langkah adalah mantan ibu kost Winny. Seperempat jam kemudian kedua mantan kakak kelas Dian yang lesbi juga datang sambil membawa seorang cewek lagi dari sekolahnya yang baru yang pada awalnya mendapat perlakuan yang sama dengan perlakuan yang didapat Dian.
Ternyata Dini sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Jeany memanggilnya, “Nah kan, mulai macem-macem ya, nanti saya jewer lho..!” “Ohh.., nikmat Tante Sofi oohh.., oohh.., ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alatnya perempuan, ternyata.., ahh.., lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Sofi hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya. Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh. Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman. Aku pun kian bernafsu. Kugendong Sari, kupindahkan ke selembar karpet tambahan yang menyerupai bulu kambing, di atas karpet dasar, di pinggir sofa. “Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
“Habis tante cantik banget, terus sexy lagi, hehe” “Boleh khan Bi?” kata Andre kemudian. “Iya, makasih juga buat acaranya Tante, gila.. tambah pengalaman lagi nih hihihi..”, Tante Rissa tertawa mendengar jawabanku. “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Di?” “Aakhh.. Yoo.. sshh.. sshh.. oohh..” Tante Emma merintih menahan rasa nikmat yang kuberikan. Hmm.. liang kemaluan Tante Emma betul-betul mencengkeram penisku. Nikmat sekali rasanya. Tadinya kupikir ibu-ibu seperti mereka liang vaginanya sudah lebar, tapi Tante Emma dan Tante Rissa kok masih sempit ya. “aa.., jangan Ajie.., jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku. Kami pun terus melakukannya sekitar tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika minggu lalu saat ini aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. Buat pembaca aku masih punya cerita nyata yang tak kalah seru tunggu aja.
SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI
RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar mertuaku sambil tersenyum. gila kali pak Raja, doyan bener sodomi bokinnya yang imut. “Ok, deh Drik, aku pulang dulu udah sore nih”, jam di tanganku menunjukan angka : menit. “Hati-hati di jalan ya, Roy,” ujar mertuaku. “Ouhh,” teriak tanteku, “Enak John, ayo hisap yang dalam” “Kriing.., kriing.., kriing”, aku terhenyak kaget.
Sesampainya di depan kamar mandi aku berhenti sambil memperhatikan tingkah Tante yang agak aneh maklum aku masih anak kecil, belum pernah lihat yang seperti gituan. “Mmmhh.., Om.. Kok asin sih rasanya?” protes Revi. “Panggil saja Nor,” katanya. Aku merasa heran, aku merasa belum mau keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum juga keluar. Tante Amy semakin merintih kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujanan-hujananku. Anting-anting saktiku membantu membuatku dapat main sampai empat kali Tante Amy mengalami orgasmenya. “mm.., tante..”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Sofi yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja. Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya. “Sama-sama, permisi..”. Kiky kemudian menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Winny. Kedua bibir mereka berdua saling bersentuhan dan keduanya juga saling mengeluarkan lidah dan saling menjilat. Kedua tangan Kiky yang basah membelai punggung Winny. Winny juga ikut-ikutan membelai punggung Kiky dengan kedua tangannya yang telah dibasahi.
“Aagh.. saya keluu.. arr..!” tubuh Marni mengejang dan cairan keluar membasahi batang kemaluan Bonsa, terasa panas cairan tersebut. “Yup..!! Kamu benar sekali,” jawab Mbak Wina tegas. “Sar.. aku sayang kamu..” kata Jay. Didit mulai menarik CD g-string ku hingga lepas, tapi aku tetap mengenakan sepatu hak tinggiku. Posisiku saat itu masih bersandar disofa dengan pakaian yang sudah tidak karuan lagi. Didit menatap kawah yang sudah amat sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek. Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak. Kami pun terus melakukannya sekitar tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika minggu lalu saat ini aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. Buat pembaca aku masih punya cerita nyata yang tak kalah seru tunggu aja. Bagi tante-tante yang ingin berkenalan, silakan email saya. Saya tunggu kritik dan sarannya. “Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya. Tubuh tante Lina kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
Setelah puas menjilati lubang anus Tante Melly, Ivan kemudian menggenggam kemaluannya, lalu diarahkannya ke lubang anus Tante Melly. Perlahan Ivan mendorong maju pantatnya. Dan rasa sakit luar biasa yang dirasakan Tante Melly, saat kepala kemaluan Ivan memaksa masuk ke lubang anusnya. “Mas Vito, kontolnya gede banget.” kata Mirna sambil terengah-engah. Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Sofi mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih berlapis BH. Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Woow, betis dengan bulu-bulu halus itu. Hmm, Wanita -an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan pengusaha Dewi Motik, hanya Tante Sofi kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung. Aku tak mengerti kenapa perempuan paruhbaya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah..? Tidak, dia adalah istri Om Toto, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar.., atas biaya mereka.., ah persetan! Saya mengarahkan si ‘Adik’ ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. “Akh.. Jay.. ahk.. kamu.. gila Jay.. akh.. terus.. terus Jay.. ahh..” rintih Sari terdengar. Sekitar menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina. Tanpa kuduga wanita itu memutar tubuhnya. Aahh.. dinding vaginanya serasa memutar penisku. Kemudian wanita itu sudah berada dalam posisi menghadapku. Ternyata Tante Shinta tidak menggoyangkan tubuhnya. Penisku dibiarkan beristirahat di dalam vaginanya yang hangat. Sementara wanita itu menari-nari dengan erotis di atas tubuhku.
Mirna yang tampaknya tidak kaget, malah menyuruh Vina mendekat dan berkata, “Vina, Mami nggak gigit Om Vito. Mami lagi makan ‘permen kojek’-nya Om Vito, rasanya enak banget deh, asin-asin..” Pijatan-pijatan Bik Suti kemudian turun ke punggungku dan ke pantatku. Ku merasa keenakan karena pantatku dipijat seperti itu. Peniskupun menjadi semakin sakit karena terjepit. Kusuruh Bik Suti untuk berhenti dan kemudian kulepas semua pakaian yang melekat hingga akhirnya aku telanjang bulat. Kulihat wajah Bik Suti memerah melihat penisku yang sudah dalam ukuran sempurna itu. Sesekali kulirik Tante Yola yang kelojotan setiap kali butiran sebesar bola golf itu dikeluarkan dari liang kewanitaannya. Atau wajah Tante Irene yang tak henti-hentinya mengerang menahan rasa nikmat yang luar biasa. Kelihatannya Tante Rissa lihai sekali memainkan vibrator tersebut. Kulihat daerah selangkangan Tante Irene sudah banjir oleh air kewanitaannya. Kami betul-betul bercampur tanpa batas. Dan satu-satunya yang sadar di ruangan itu hanya aku, sisanya sudah mabuk oleh minuman-minuman yang mereka tegak sejak tadi. Aku tidak bisa bercerita dengan detil di sini karena betul-betul banyak hal dan variasi yang kami lakukan. Mungkin aku hanya bisa cerita hal-hal yang kuingat dengan jelas. Seperti misalnya ketika kedua tangan Tante Rissa dipegangi oleh Tante Yola dan Tante Irene, sementara Tante Shinta dan Tante Lisbeth asyik ngerjain wanita cantik itu dengan tali-tali berbutirnya. Tante Shinta memegang tali berbutir yang butirannya sebesar bola golf, sementara Tante Lisbeth memegang tali berbutir yang lebih kecil. Aku sendiri dengan liar menjilati setiap jengkal tubuh Tante Rissa. Desahan dan erangan tak henti-hentinya keluar dari bibir wanita itu. Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Sofi membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno. Lidahku menjulur lalu menjilati vagina Tante Sofi. “Ok kalau gitu saya tunggu. Alamatnya di..” “Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju..” kata Jay lagi
Tante Sofi membukanya lebar selangkangannya mengundang birahiku
5/
5