Cerita Dewasa Malinda Dee Part 3

cerita seks indo

Gaya Menungging Pancal Kaki Malinda Dee Ketika Dikawini Kontol Besar (3) Citibank Gangbang Version

Kilas Balik – Malinda Dee Senior Manager Relationship Citibank Land Mark Jakarta

gaya menungging malinda dee inong malinda Kurasakan tangan Malinda Dee berusaha menahan tanganku yang menekan bagian kepalanya itu, rambut panjang pirang bergelombang itu begitu harum menusuk hidungku, wajahnya yang cantik dan awalnya aku tidak tahu kalo itu hasil operasi plastik, namun tetap saya mengundang birahiku untuk menggeluti wanita cantik bertoket besar ini, kurasakan tubuhnya benar benar hangat, belum lagi wanita pendek dengan paha besar nan mulus ini benar benar membuat naluri seksku menjadi semakin liar, ingin menjadikan Malinda Dee sebagai lahan mengobok obok memeknya sepuasku, akan kubuat Malinda Dee merintih rintih, mengerang erang ketika kontolku keluar masuk memeknya yang sempit itu, namun tidak mudah karena Malinda Dee sendiri juga berusaha menghindari keinginanku agar suka sama suka, walau aku tahu Malinda Dee sebenarnya tidak mau, namun karena sudah terlanjur basah aku harus terus memperdaya wanita ini, kuabaikan hal hal yang di luar dugaan terjadi. Kutahan kepalanya itu, dengan galak Malinda Dee mencubit lenganku sehingga tanganku terlepas Malinda Dee pun dengan nada marah menghardikku

“Aku tak maaaaaaaau “ jawab Malinda Dee dengan ketus. Malinda Dee merasa jijik jika harus menjilati kontolku yang masih berlendir kental itu.

“Sudahlah Tante .. sekali yuk .. kita kawin .. habis itu kita beresin kontrakku .. “ ajakku dengan memegang kepala Malinda Dee agar menatapku

“Tapi … tapi .. jangan di sini aaah .. aku tidak mau .. bahayaaa “ jawab Malinda Dee dengan wajah masih takut itu.

“Sekali saja deh .. kaki Tante Malinda mancal ke mejaa .. aku genjot dari belakaaaang “ ujarku dengan mengelus elus buah dadanya bak buah melon itu.

Malinda Dee diam tak menjawabku, kubisikan kata kata yang membuat Malinda Dee kembali jengah

“Cepetaan biar selesai .. jilati kontolku .. biar bersih .. jangan dilap “ desakku membuat Malinda Dee surut ke belakang namun kutahan kepalanya, aku kembali menekan dengan kuat

“JILAAAAAAAT “ bentakku membuat Malinda Dee akhirnya mengalah, lidahnya menjulur menjilati kontolku yang berlendir itu, Malinda Dee sampai gemetar tangannya ketika bertelepak di samping pahaku itu, kulihat dengan cara miring, Malinda Dee menjilati kontolku dengan mata memejam tidak kuat menahan dirinya menjilati sperma itu.

“Buka mata Tante Malinda .. jangan setengah tengaah .. telan air maniku bulat bulaaat “ perintahku lagi

Kurasakan lidah Malinda Dee terus bergerak menjilati kontolku, bibirnya sampai gemetar ketika mengangkat kepalanya itu, spermaku pun masuk ke dalam mulutnya, lendir kental yang menempel pada kontolku lumayan banyak, sehingga bibir Malinda Dee kini penuh dengan lendir kental warna putih.

“Pegang janji Tante . katanya mau kukawini, mau kuewe .. ayo .. kuewe lagi .. cepet bersihin kontolku “ perintahku pada Malinda Dee yang terus melakukan jilatan ke kontolku yang semakin ngaceng itu. Kulihat memek Malinda Dee juga berlendir namun aku membiarkan saja, perlahan lahan kontolku bersih kembali.

“Trim Tante .. tante memang doyan kontol .. yuk, kita mejaaa .. pancalin kaki Tante Malinda .. aku pengin genjot lagi “ ajakku yang dijawab dengan anggukan pelan namun setengah ragu, namun aku sudah keburu turun dari kursi panjang itu

“Tapi “ sahut Malinda Dee

“Lho katanya sudah janji mau dikawini .. katanya Tante Malinda bersedia kuewe, kukawini “ ingatku lagi membuat Malinda Dee menundukan mukanya, jebakan yang kubuat itu semakin membuat Malinda Dee tak berkutik.

“Itu aku ucap ndak sadaar .. tolong please .. kita sudahin sajaa “

“Tidak sebelum kuewe dengan nungging “ desakku sambil menarik tangan Malinda Dee itu, Malinda Dee seolah berat namun karena aku menariknya kuat membuat Malinda Dee akhirnya beranjak juga dari duduk di kursi panjang, wanita setengah baya bertoket besar itu turun, buah dadanya ikut tergoncang goncang. Kugeser handphoneku yang berdiri, aku sebenarnya sudah merekam sejak aku melancarkan gerilnya sampai kontolku berlendir dijilati oleh lidah Malinda Dee.

“Kawin itu enak Tante .. yuk kawin lagi “ ajakku dengan meremas pantat besar milik Malinda Dee, Malinda Dee sampai menahan tanganku agar tidak meremasnya, kutarik tanganku dan kutepuk pantatnya keras

“Plooooooooooooooook “

“Ampuuuuuuuuuuuuuuun, baaa .. baaa iik … “ jerit Malinda Dee yang akhirnya menurut, kakinya yang mulus, pahanya yang berisi itu sungguh sangat merangsangku.

Malinda Dee menaikan kaki kirinya ke meja, di bagian selakangannya aku elus, masih menyisakan lendir kental, kusapu dengan tanganku agar lendir itu berpindah ke jari jariku, aku kemudian membawa jariku ke depan bibir Malinda Dee.

“Jilatin “perintahku, Malinda Dee pun langsung menjilati tanpa membantah

“Nah gitu .. betina siap dikawini sama jagoo .. memek Tante Malinda siap kawin lagi “

“Pelaaan ya Haan .. sakit kalo maksaaaa .. “

“Iyaa .. berjanji Tante Malinda selalu mau kuajak kawin “

“Iyaa yaaa .. kamu boleh kawini Tante Malinda kapan sajaaa “ ujar Malinda Dee yang sebenarnya cuma akal bulus agar hubungan kawinku dengannya segera berakhir itu. Aku tidak percaya kata kata Malinda Dee, jika bohong aku akan mengangbangnya bersama kawan kawanku yang juga berkontol gedhe.

Kudorong pundak Malinda Dee agar turun, kutarik pula kursi di sampingku agar berada dekat Malinda Dee, Malinda Dee kemudian membungkuk, aku pun maju merapatkan tubuhku, kupeluk sebentar sambil bermain dengan susunya yang over size itu, kurasakan memang rasa susunya berbeda, terasa lebih kenyal walau ada kekendoran, namun kuabaikan, yang penting coblos memeknya, semburin sperma. Malinda Dee kawatir jika aku kembali menggelontorkan spermaku, itu yang tidak dimaui oleh Malinda Dee.

Kupegang kontolku, tangan Malinda Dee pun ikut memegang kontolku, kulepas tanganku, Malinda Dee melongok ke bawah, mengepaskan kontolku ke lubangnya itu.

“Pelan ya Haaan “ rajuk Malinda Dee dengan wajah iba

“Bilang .. Burhan sayaaang .. Tante Malinda senang dikontoli .. senang diewe, mau dikawini kapan saja “ bisikku dengan nada agak membesar.

“Iya .. Burhan sayang .. Tante Malinda selalu ingin dikawini sama kontolmu .. janji Tante besok besok mau diajak kawin sama kamu .. “

Malinda-Dee doyan kawin “Sumpah ?” tanyaku. Malinda Dee terdiam, rupanya wanita ini kembali terjebak, sikap manisnya hanya membuatku agar terbuai. Namun aku sudah mengantungi kartu as, Malinda Dee tidak sadar kalo hapeku sebenarnya di meja itu sudah merekam adegan perkawinan kami di kursi panjang nan empuk itu.

“Iyaa yaa aaaaah .. Tante Malinda bersumpah mau dikawini memek tante sama kontolmu .. sama kontol besarmu ini … “ sahut Malinda Dee dengan nafas yang berat, wajahnya seola tegang karena bersumpah

“Pegang mulut Tante .. kalo besok bohong akan kusumpal mulut Tante Malinda dengan kontolku selama sejam .. “ ancamku membuat Malinda Dee setengah terkejut.

“Belum lagi .. akan kubondage jika bohong “ ancamku

“Jangaan aaaaaaaaah .. benaaar .. Tante Malinda bersumpah, akan selalu mengemut kontolmu, diewe memek tante, dikawini, disemburin sperma, bahkan tante Malinda hamil biar sajaa .. ayo nih .. Tante ada rapat sejam lagi .. ayo kawinin Tante Malinda cepaat .. ayo sayaaang .. kontolmu tekaan yaa “ ajak Malinda Dee yang memang sejam lagi akan rapat direksi.

Kutekan kontolku dengan kuat, sehingga Malinda Dee membeliak matanya

“Busyeeeeeet .. Tante suruh pelan malah keras .. sakit tauk .. kontolmu itu gedhe bego “ ungkap Malinda Dee dengan nada senewen.

“Jadilah lonteku “ sahutku

“Iya … Malinda Dee menjadi lontemu .. siap kau ewe kapan sajaa “ sahut Malinda Dee dengan merem keenakan seiring kontolku kembali mencoblos memeknya yang basah itu.

“Lonte atau istri ?” tanyaku dengan mengejar

“Ngggg .. eeh .. dua duanya laaah ya istri ya lonte .. “ ujar Malinda Dee dengan tersenyum, aku tahu kalo itu senyum terpaksa.

“Pembohong besaaaar .. awas besok kalo ndak mau .. temui aku selepas pulang kantor di tempatku .. kita akan kawin lagi yaa “ ajakku

“Aduuh .. Tante Malinda besok ke Singapore .. ada rapat di kantor Singapore ..” tolak Malinda Dee dengan berat

“Sebelum ke Singapore .. kuewe dulu .. nanti kuantar ke bandara ..” tawarku

“Ndak bisa aaah “

Kusodokan kontolku dengan keras membuat Malinda Dee menjerit

“Aaaaaaaaaaaaaaoh …sakit .. iyaa iyaa yaaaa.. besok Tante Malinda datang siap kawin .. Tante Malinda datang sudah nggak make celana dalam .. kamu langsung saja kawinin Tante Malinda “ tawar Malinda Dee dengan wajah tegang berkeringat itu.

“Juga tanpa bra “ sahutku dengan penuh kemenangan

“Iyaa .. cuma make pakaian .. tanpa bra dan celdaam . duuuh kontolmu panas .. stoop .. memek Tante sakit nih .. aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. sayaaang aaaah .. aduuuh .. tolong .. stop aaah .. jangan desaak .. ampun ..aaaampuuuuuuuuuun aaaaaaaarggggkhhh “ lenguh Malinda Dee merasakan desakan kontolku yang ngaceng itu lebih dalam, Malinda Dee sampai membenturkan kepalanya ke sandaran kursi itu.

“Aku sudah terbiasa dibohongi wanita macam Tante Malinda, bilangnya iya, sumpahnya iya .. tapi sama saja … mulutnya tak beda dengan memeknya, minta disumpal kontol selama sejam “ kataku dengan nada setengah tinggi membuat Malinda Dee menggeliat tak tahan kontolku yang sudah masuk separo itu, kurasakan kontolku menembus lubang yang hangat, kurasakan kembali otot otot di dinding memek Malinda Dee meremas dan mengurut kontolku lembut

“Memek Tante Malinda enak bangeet .. hangaat .. ayo lonte “

“Iyaa, sayaaang .. tolong Burhan, sayaang .. jangan main keras yaaa,aduuuuuuuh memek tante jadi sakit , mmmmmmmmmhhhhh “ rajuk Malinda Dee dengan penuh harap.

Kutarik kontolku kemudian ku desak lagi, Malinda Dee kembali melenguh merasakan kontolku itu.

“Jadilah maniak kontolku “

“Iya .. Tante Malinda akan menjadi maniak kontolmu .. kontol bebas mengewe memek tante .. janji.. sumpaaaah “ ucap Malinda Dee yang bicara ceplas ceplos tanpa dipikir itu.

“Mintalah yang sopan .. Burhan .. kawinin tante .. semburin spermamu .. hamili tante .. uuh .. memek tante menjepit kontolku nakaaal “

“Eh aaaauh huuh .. mmmmmmhh .. iyaaa .. Burhan, sayaaang .. kawinin tante donk . tante minta dengan sangat agar kontolku menyembur dalam memek tante sehingga Tante Malinda bisa hamil “ ucap Malinda Dee dengan nada merdu, kali ini aku merasakan bahwa Malinda Dee benar benar berucap.

“Naaah .. itu baru Tante Malinda .. Inong Malinda memang doyan kontol .. huuuuuh .. tahaaaan yaa “ pujiku sambil menarik kontolku dan mendesak sedikit lebih keras membuat Malinda Dee alias Inong Melinda ini kembali menjerit

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaoh hoooooooooh . Haaan .. Burhan, sayaaang .. kamu nakaal aaah .. Tante dah bilang pelaaan .. tapi kamu maksa keras .. sakit taaaaukk .. Tante dah bersumpah kok selalu ingin dikawini sama kamuu “ ucap Malinda Dee dengan gelagapan.

“Besok kawin sama aku .. jamnya yang ngatur aakuu .. tempatnya besok aku kasih tahu “ tawarku

“Iyaa ..siap sayaang .. kita besok kawin lagi ..uuuuuuuuuuuuh ..auuuuuuuuh ..aaaaaaaaauh sssssssssssssssh ssssssssshh hhh .. aaduuuh ..aaaaaauh ssssssssssssssssshhh ssssshhh hhh “ Malinda Dee mendesis dan mulai merintih rintih lagi.

“Nggggghkk … aaaaaaaauh .. ngggg … aduuh .. sssssssssssssssshh ssssssssshh hhh aaaaaaaaaauh … sakit .. ayo amblasin . amblasin .. aaaaaaaaaarggggghh “ seru Malinda Dee bersahutan dengan rintihannya itu, tubuh penuh keringat bercucuran itu.

“Uuuuh ..aaaaaaaaaaaauh sempitnyaaaa .. “ lenguhku sambil menarik dan mendorong lagi, kontolku semakin amblas dalam lubangnya yang becek itu, kutarik dan kuhujamkan kontolku lagi

Malinda Dee menjerit lagi dengan suara yang serak

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. huuuh .. capeek .. capeeek .. jangan maksaaa .. Tante Malinda sudah tuaaa” aku Malinda Dee dengan wajah penuh keringat sambil kepalanya miring, matanya melirik padaku namun kemudian merem melek keenakan

“Enaak yaa .. duuh aku suka memek tante “ sahutku dengan memeluk tubuhnya, mempermainkan punting susunya dan kupuntir puntir

“Duuh iyaa . nikmatnya .. enaknya kontol kamu, sayaaang .. Burhan sayaang ..ayo genjot .. mana kuat memek Tante nahan kontolmu .. kontol gedhe ini “ sahut Malinda Dee dengan mata terpejam erat, kedua tangan Malinda Dee kini memegang ke sandaran kursi dengan kuat menunggu sodokanku.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaowwwwwwhh … “ jerit Malinda Dee ketika aku mulai menggenjotnya maju mundur, kurasakan nikmatnya memek empot ayam milik Malinda Dee ini, walau empot ayam, jepitan itu juga ketat sampai membuat kontolku diperas luar biasa nakalnya.

buah dada besar malinda dee Ku bor memek basah itu dengan pelan pelan, Malinda Dee merintih merintih dengan memegang sandaran kursi itu, mejanya sampai berantakan karena aku mendorongnya, bahkan laptopnya nyaris jatuh. Hanya handhoneku tetap aman saja karena lebih jauh dari tempat kami mengadu kawin itu.

Genjotan demi genjotan aku lakukan sampai membuat Malinda Dee kewalahan menghadapi gencarnya kontolku yang maju mundur

“Uuuuh .. ngggggggggghhh .. enaaaak . ayoo teruu, sayaaang .. Burhan sayaang .. kawini Tanteemu teruus .. uuh kontolmu nakaaaaaaaal “ seru Malinda Dee yang kemudian merem melek keenakan

“Rasakan bor kontolku tante “ sahutku dengan mengebor searah jarum jam membuat Malinda Dee menggeliat bak cacing kepanasa, rambutnya yang pirang itu sampai menutupi kepalaku, kusingkirkan rambut itu, tangan kiri Malinda Dee sampai mengelus elus pahaku dari depan, kurasakan rangsangan luar biasa merasakan gairah seks yang tinggi di kantor Citibank Landmark mengawini manager satu ini.

Aku kembali melancarkan genjotan demi genjotan, sodokan demi sodokan, Malinda Dee ternyata wanita tipe multi orgasme sehingg sering cepat klimaks, tangan Malinda Dee yang awalnya mengelus elus pahaku itu kini mulai mengcengkeram, goncangan tubuhnya seiring sodokanku membuat Malinda Dee tergoncang goncang

“Teruuus .. teruus .. maau sampai sayaaaaaaaaaaaaang uuuh kontolmu .. kontolmu .. KONTOOOL “ rintih Malinda Dee dengan sambung teriakan itu.

Aku semakin gencar menggenjot memek Manager Relation Citibank ini, genjotan demi genjotan itu mmebuat memek Malinda Dee semakin menyempit

“Ngggggggggh aaaaaaaaaauh mmmhhh . dikit lagi .. dikit laaaaaaaagi “ erang Malinda Dee dengan wajah tegang sambil terpejam, kurasakan memeknya sempit, Malinda Dee sampai menggeliat bak cacing kepanasa, kontolku semakin lama semaki dijepit, Malinda Dee sampai menahan kursi dengan kuat kuat seiring hujaman kontolku itu. Malinda Dee sudah tidak kuat lagi, tangannya mencakar pahaku, kupeluk dan kupegang bagian perutnya, buah dadanya selalu bersentuhan dengan tanganku

“Ooooooooooooooooooooh “seru Malinda Dee ketika tegang luar biasa, Malinda Dee kemudian tak karuan, tubuhnya tegang beberapa saat dan kemudian dari dalam memeknya menembak cairan basah orgasme membasahi kontolku, seiring genjotanku yang gencar itu sampai muncrat

Malinda Dee kemudian berkelonjotan bak cacing kepanasan, tubuhnya kemudian lunglai tak berdaya, badannya lemas tanpa tulang, tubuhnya melorot dan badannya tersandar paa kursi, kutarik kontolku dengan paksa sehingga Malinda Dee menjerit kecil, aku kemudian mengelus elus kepalanya dan kucium

“Tante Malinda sayaaang .. enaaak ya ?” goda

“Iya yaa .. enaaaak .. Tante mulai suka sama kontolmu, sayaaang “ucap Malinda Dee dengan mata masih terpejam.